ummihirzi@gmail.com

ummihirzi@gmail.com
Isi blog ini adalah makalah yang pernah saya buat dan presentasikan di IKA FK Unand, juga artikel kesehatan yang sudah dimuat di kolom Opini Media Lokal/Regional.

Mengenai Saya

Foto saya
Lahir di Bireuen, Aceh, tanggal 05 September 1977. Alumni FK Universitas Syiah Kuala Aceh. Dan telah memperoleh gelar Spesialis Anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang. Aktif sebagai pengurus IDAI Aceh, IDI Aceh Besar, Anggota Komunitas Rhesus Negatif Aceh dan sebagai Konselor Menyusui juga Ketua Aceh Peduli ASI (APA)...

PENGGUNAAN UJI TUSUK KULIT DAN IMMUNOGLOBULIN E DALAM DIAGNOSIS ALERGI KECOA

Jurnal Alergi Immunologi Kepada YTH
Dr. Aslinar Bapak/Ibu Dr………………….
Jumat/ 16 April 2010


Pendahuluan

Kecoa mengandung alergen penting yang menyebabkan pembentukan antibodi IgE spesifik (sIgE) dan menjadi pencetus asma pada seseorang yang secara genetik sensitif dengan paparam kecoa. Blatella germanica dan periplaneta americans merupakan spesies kecoa yang paling banyak ditemukan terutama di daerah yang beriklim lembab dan perumahan kumuh.

Sensitivitas individu yang menderita asma atau rinitis terhadap alergen kecoa sangat bervariasi. Dilaporkan angka sensitivitas mencapai 70% di beberapa kota di Amerika Utara. Di Brazil, ada beberapa studi yang melaporkan paparan dan sensitivitas terhadap kecoa. Frekuensi uji tusuk kulit (SPT) terhadap B.germanica dan/atau P.americana mencapai 55%.

Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan prevalensi alergi kecoa pada anak penderita asma (asthmatic) dan non asthmatic dan menilai kesesuaian antara uji tusuk kulit dan sIgE dalam diagnosis alergi kecoa. Serta untuk menganalisis hubungan antara alergi kecoa dan kadar IgE total (tIgE).

Metode

Penelitian ini dilakukan di Recife, sebuah kota di Brazil dengan iklim tropis yang sesuai untuk berkembangbiaknya kecoa, terutama pada rumah tangga miskin. Kelompok studi terdiri dari anak umur antara 6 dan 14 tahun yang berasal dari klinik rawat jalan Alergi dan Imunologi Anak dan bagian Anak RS das Clinicas of Universidade Federal de Pernambuco, April sampai Agustus 2001, berupa studi kasus kontrol dimana terdapat 76 kasus dan 42 kontrol. Semua anak menjalani uji tusuk kulit dan pemeriksaan tIgE dan sIgE terhadap B. germanica dan P. americana.

Hasil

Reaksi kulit positif terhadap B. germanica dan P. americana lebih tinggi frekuensinya pada anak penderita asma dibandingkan non asthmatic. Terdapat kesesuaian antara uji tusuk kulit dan sIgE pada B. germanica (kappa=0,25) dibandingkan P. americana (kappa=0,17). Beberapa pasien dengan hasil reaksi kulit positif mempunyai nilai geometric IgE total yang signifikan lebih tinggi.

Kesesuaian antara IgE spesifik dan uji tusuk kulit meningkat sebagai kadar IgE total meskipun pada beberapa uji kulit yang negatif sedangkan kadar IgE total mencapai 5000kU/l. Semua IgE spesifik positif pada kadar IgE total lebih dari 2500 kU/l, meskipun pada pasien asimptomatik.

Kesimpulan

Sensitivitas alergi terhadap kecoa dapat dipakai sebagai faktor untuk memprediksi keparahan asma. Uji tusuk kulit lebih sesuai mendeteksi sensitivitas terhadap kecoa dibandingkan dengan pemeriksaan IgE spesifik. Download sumber aslinya.

Tertarik dengan kegiatan dan layanan informasi yang kami berikan?
Anda dapat memperoleh informasi terbaru melalui email.